BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
IPA berasal dari
bahasa asing “science” berasal dari kata lain “scientia” yang berarti saya
tahu. Kata science sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang meliputi
baik ilmu pengetahuan sosial (social science) maupun ilmu pengetahuan alam
(natural science). Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan “science” maka yang
dimaksud adalah “natural science” atau dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). IPA sendiri
terdiri dari ilmu-ilmu fisik (physical science) yang antara lain adalah ilmu
kimia, ilmu fisika, ilmu astronomi dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life
science).
Untuk
mengidentifikasi IPA dengan kata-kata atau kalimat yang singkat tidak mudah,
karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian IPA
tersebut. Menurut H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan
dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund “IPA adalah
sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”, dalam definisi ini IPA
mengandung dua unsur yaitu sebagai sekumpulan pengetahuan dan sebagai suatu proses
untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut. Dari definisi tersebut
syarat-syarat IPA adalah obyektif, sistematik, mengandung metode tertentu yaitu
metode ilmiah.
Dalam perkembangan jaman yang semakin pesat
ini, pembelajaran IPA sangat penting karena pada hakikatnya IPA adalah produk
proses dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat
didalamnya. Banyak orang berpendapat bahwa menguasai IPA sangat penting, karena
dalam pembelajaran IPA siswa diberi kesempatan dan bekal untuk memproses IPA
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari –hari melalui cara – cara yang benar
dan mengikuti etika keilmuan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.
Sejalan dengan adanya upaya pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, dalam kurikulum 1994 proses
dan konsep IPA diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran (umum)
yang harus diukur pencapaiannya. Oleh karena itu guru diharapkan untuk dapat
mengambil keputusan, baik ketika merencanakan maupun ketika melaksanakan
pembelajaran, termasuk memecahkan masalah – masalah yang ditemukan dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran unsur
terpenting adalah merangsang dan mengarahkan siswa untuk belajar. Mengajar
tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, sikap, serta idealisme dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku
dan pertumbuhan siswa.
Dalam pembelajaran IPA di SD, mengajar
yang baik menurut Gagne meliputi delapan langkah yang sering disebut kejadian –
kejadian instruksional (instruksional events) meliputi mengaktifkan siswa,
memberitahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar, mengarahkan perhatian,
merangsang ingatan, menyediakan bimbingan belajar, meningkatkan retensi,
membantu transfer belajar, mengeluarkan pendapat, memberi umpan balik.
Dengan langkah –
langkah tersebut diharapkan k0ualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar
lebih meningkat. Bagi kita kalangan pendidikan untuk dapat menyiapkan generasi
masyarakat yang bermodal literasi (melek) sains, yaitu masyarakat yang mampu
membuka kepekaan diri, mencermati, menyaring, mengaplikasikan, serta turut
serta berkontribusi bagi perkembangan sains (teknologi) itu sendiri untuk
peningkatan kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat. Literasi sains amat
penting bagi kehidupan saat ini. Sains dengan karakteristik dan metodologi
keilmuannya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi peradaban
modern. Menurut Carin (1997), masyarakat yang bermodal literasi sains dan
teknologi mesti memiliki pemahaman terhadap aspek-aspek sains dan teknologi
yang berarti dan sesuai dengan perkembangan mental kognitif mereka, dapat
menemukan sains secara menyenangkan dan menghargainya, menggunakan pengetahuan
sains dan teknologi untuk memenuhi dan menikmati kehidupannya.
Jadi, betapa pentingnya peran guru dalam
proses pembelajaran untuk memperoleh prestasi yang baik dan dalam kehidupan
bermasyarakat yang dipenuhi dengan munculnya teknologi-teknologi modern.
Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi peran guru. Menurut pendapat Ace
Suryadi dan H. AR. Tilar dalam bukunya yang berjudul “ANALISIS KEBIJAKAN
PEMERINTAH” dijelaskan bahwa prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor yang
ditemukan sangat ampuh didalam memberikan efek terhadap prestasi belajar.
Menurut beberapa studi di Indonesia (Moegjadi, 1974; Ace Suryadi, 1932; Nuhi
Nasution, 1980; Shaefer, 1980) faktor yang berpengaruh adalah faktor guru, buku
pelajaran, managemen sekolah, besarnya kelas, dan faktor keluarga. Faktor-faktor
tersebut termasuk permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran.
Sedangkan masalah yang dialami penulis
dalam pembelajarannya walaupun sudah berusaha sebaik- baiknya ternyata hasilnya
belum memuaskan, hal ini terlihat dalam tes yang diberikan guru pada materi
pokok organ pernapasan manusia artinya pembelajaran yang penulis laksanakan
belum tuntas. Oleh sebab itu perlu diadakan perbaikan.
Dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran penulis mencoba mengupayakan / mencari jalan keluar untuk
perbaikan pembelajaran IPA yang diwujudkan dalam kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dan diberi judul “Upaya
Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Melalui Media
Gambar Siswa Kelas V Semester 1 SDN
TEGOWANU 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Laporan ini disusun berdasarkan catatan ketika merancang kegiatan
perbaikan selama pelaksanaan, observasi, dan diskusi pelaksanaan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus PTK untuk pelajaran IPA.
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan
di atas dan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas v semester
1 SDN TEGOWANU 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak mata pelajaran IPA dengan
kompetensi dasar “Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia dan
Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan”,identifikasi masalah yang ditemukan
antara lain :
-
Rendahnya
penguasaan materi IPA dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasi Fungsi Organ
Pernapasan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan “.
-
Penyampaian
materi terlalu cepat
-
Media yang
kurang tepat
-
Siswa bosan dan
tidak tertarik dengan penjelasan guru
-
Metode yang
kurang tepat
-
Siswa kurang
berani bertanya meskipun mengalami kesulitan
2. Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat
dianalisis penyebab rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPA
yang diajarkan oleh guru dengan Kompetensi Dasar “ Mengidentikasi Fungsi Organ
Pernapasan dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan “ di kelas V semester 1
antara lain:
Penyebab dari sisi guru :
-
Penggunaan
metode yang kurang bervariasi
-
Kurangnya
penjelasan guru
-
Pembelajaran
kurang menarik perhatian siswa
-
Metode
pembelajaran yang diberikan kurang tepat
-
Guru kurang
optimal dalam memanfaatkan sarana dan media pembelajaran
Penyebab dari sisi siswa :
-
Siswa kurang
berani mengajukan pertanyaan kepada guru
-
Siswa masih
banyak yang belum menguasai materi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut
penulis merencanakan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), agar
hasil belajar yang dilaksanakan mengalami peningkatan sesuai dengan yang kita
harapkan. Adapun masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah “ Apakah
penggunaan media gambar dapat meningkatkan pembelajaran materi organ pernapasan
manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan” pada siswa kelas V
semester 1 di SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun
pelajaran 2012/2013.
C. Tujuan Penelitian
Secara operasional tujuan perbaikan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk
mendiskripsikan proses pembelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi
fungsi organ
pernapasan manusia “pada siswa kelas V semester 1 SDN Tegowanu 2 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013.
2. Untuk
mencari model pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami oleh siswa pada
Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia “ siswa
kelas V Semester 1 SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun
pelajaran 2012/2013.
3.
Untuk
mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA Kompetensi Dasar
“Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia siswa kelas V semester 1 SDN
Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013,
dengan menggunakan media gambar alat pernapasan manusia.
D. Manfaat Penelitian
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru sangat
besar manfaatnya baik bagi peserta didik/siswa, guru, maupun bagi sekolah.
Penulis dalam hal ini akan menguraikan manfaat perbaikan tersebut secara umum
dan secara khusus.
Manfaat
Secara Umum
1.
Bagi siswa :
a. Meningkatkan motivasi belajar
b. Meningkatkan prestasi belajar
c. Menumbuhkan rasa senang terhadap
pelajaran IPA
d. Model bagi para siswa dalam
bersikap kritis terhadap hasil belajarnya
2. Bagi guru :
a. Membantu guru memperbaiki
pelajaran
b. Membantu guru berkembang secara
professional
c. Meningkatkan rasa percaya diri
guru
d. Memungkinkan guru secara aktif
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
3. Bagi sekolah :
a. Meningkatkan kualitas pendidikan
b. Pengelolaan kegiatan sekolah
secara keseluruhan
c. Menumbuhkan iklim kerjasama yang
kondusif untuk memajukan sekolah
Manfaat
Secara Khusus
1.
Bagi siswa
a. Meningkatkan rasa percaya diri
siswa
b. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk berbagi kepandaian
c. Pembelajaran berlangsung
komunikatif karena keaktifan siswa dalam pembelajaran alat pernapasan manusia menggunakan prinsip
motivasi yang didasarkan pada teori Expectasy Value menurut teori ini motivasi
dapat dilihat dari usaha siswa.
2.
Bagi guru
a. Menimbulkan rasa puas karena
telah melaaksanakan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas
yang dikelolanya
3.
Bagi sekolah
Terciptanya
suasana kerja yang kondusif, karena dalam setiap kesempatan dapat digunakan
untuk membahas usaha –usaha dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Hakikat
Pembelajaran IPA
Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains
adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai
yang terdapat didalamnya. Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori dapat dicapai melalui penggunaan proses sains, yaitu
melalui metode-metode sains atau metode ilmiah (scientific methods), bekerja
ilmiah (scientific inquiry). Raka Joni mengutip Marzano (1992) bahwa titik
pusat hakikat belajar, pengetahuan pemahaman terwujud dalam bentuk pemberian
makna oleh siswa kepada pengalaman melalui berbagai keterampilan kognitif di
dalam mengolah informasi yang diperolehnya melalui alat indera.
Banyak orang berpendapat bahwa sains memberikan
kesempatan bagi orang yang mau belajar berbuat, berpikir dan bertindak seperti
ilmuwan (scientist). Dengan demikian, belajar memproses sains dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang benar dan mengikuti etika
keilmuwan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.
Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (sains) sangat
bermanfaat dalam kehidupan masyarakat melalui teknologi, karena teknologi
sangat erat hubungannya dengan bekerja ilmiah. Bekerja ilmiah sesungguhnya
adalah perluasan dari metode ilmiah. Di Indonesia metode ilmiah sudah
ditekankan dalam IPA sejak kurikulum 1975. Selanjutnya dalam kurikulum 1994,
lingkup proses dan konsep diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan
pembelajaran (umum) yang harus diukur pencapaiannya.
B.
Pengertian IPA
Menurut H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam
yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan
dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund
“IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”.
Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa
menguasai pengetahuan, fakta, siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar.
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu
dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari tahu yang
berdasarkan pada observasi. Dengan demikian, pengetahuan dalam IPA merupakan
hasil observasi. Kebenaran harus dibuktikan secara empiris berdasarkan
observasi atau eksperimen. Pengembangan pembelajaran IPA yang menarik,
menyenangkan, layak, sesuai konteks, serta didukung oleh ketersediaan waktu,
keahlian, sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk
dilaksanakan. Seorang guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas yang
cukup agar pembelajaran dimiliki seorang guru adalah tentang pemahaman dan
penguasaan terhadap pendekatan pembelajaran. Menurut Herawati Susilo (1998) mengemukakan bahwa
pendekatan berifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan
keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Berdasarkan kurikulum 2004, IPA seharusnya
dibelajarkan secara inkuiri ilmiah (scientivic inquiry) untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai
salah satu aspek penting kecakapan hidup.
C.
Media dalam Pembelajaran IPA
1.
Pengertian Media
Menurut Heinich dkk. (1996), media
(jamak)/medium (tunggal) secara umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala
sesuatu yang membawa informasi dari sumber informasi untuk disampaikan kepada
penerima informasi. Contohnya adalah film, televisi, diagram, materi
pembelajaran, komputer, dan instruktur. Media dipandang sebagai media
instruksional apabila membawa pesan yang mengandung tujuan instruksional.
Sedangkan tujuan penggunaan media
secara umum adalah untuk memfasilitasi komunikasi. Dalam pembelajaran tujuan
penggunaan media antara lain untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas
pembelajaran, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, memberikan
arahan tentang tujuan yang akan dicapai, menyediakan evaluasi mandiri, member
rangsangan kepada guru untuk kreatif, menyampaikan materi pembelajaran,
membantu pelajar yang memiliki kekhususan tertentu.
2. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media
Pembelajaran
Menurut Heinich dkk. (1996), dalam
merencanakan dan menyelenggarakan pembelajaran perlu melakukan hal berikut,
yaitu memahami karakteristik siswa, menentukan tujuan pembelajaran, menentukan
jembatan atau penghubung antara pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa
dengan tujuan yang akan dicapai melalui pembelajaran, menentukan metode dan
format media yang cocok atau tepat, menggunakan media, melibatkan siswa untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran, melakukan evaluasi dan revisi terhadap
pembelajaran.
Format media adalah bentuk fisik
yang berisi pesan untuk disampaikan atau ditunjukkan, misalnya berupa clip
charts, slide, audio, film, video, atau komputer multi media, yang dapat
bersifat visual tidak bergerak, visual bergerak, kata-kata yang tercetak, atau
kata-kata yang disampaikan secara lisan.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Adapun manfaat
media pembelajaran antara lain :
-
Pengajaran akan
lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
-
Bahan pengajaran
akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan
siswa menguasai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
-
Metode mengajar
akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
-
Siswa lebih
banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,
tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan
lain-lain.
4. Jenis Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media
pembelajaran menurut Heinich yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran
antara lain :
-
Media tidak
diproyeksikan (non projected media) seperti objek nyata, model, bahan tercetak,
bahan ilustrasi
-
Media
diproyeksikan (projected viual) seperti transparansi, slide
-
Media audio
seperti kaset, rekaman fonograf, compact disk, audio cards
-
Media gerak
seperti film atau video
-
Komputer
-
Media radio
Dalam laporan ini , penulis dalam
melakukan perbaikan pembelajaran menggunakan media gambar untuk memperjelas
pemahaman siswa. Media gambar termasuk media visual, supaya pembelajaran
terencana dalam membina pengetahuan sikap dan keterampilan siswa melalui
interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru pada hakikatnya
mempelajari lambang-lambang verbal dan visual, agar diperoleh makna yang
terkandung didalamnya. Lambang-lambang tersebut dicerna, disimak oleh para
siswa sebagai penerima pesan yang disampaikan guru. Menurut Schramm,
klasifikasi media ada dua jenis,yaitu media sederhana (papan tulis, gambar,
poster, peta) dan media canggih (radio, film, televise, komputer). Jadi, gambar
merupakan media visual sederhana, adapun keunggulan dan kelemahannya adalah
Keunggulannya
antara lain
-
Media ini dapat
menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi konkret
-
Banyak tersedia
dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender, dan sebagainya
-
Mudah
menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain
-
Tidak mahal,
bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya
-
Dapat digunakan
pada setiap tahap pembelajaran dan semua tema
Sedangkan kelemahannya adalah
-
Terkadang ukuran
gambar terlalu kecil jika digunakan pada kelas besar
BAB
III
PELAKSANAAN
PERBAIKAN
A. Subjek
Penelitian
a. Tempat
Perbaikan Pembelajaran
Nama Sekolah : SDN Tegowanu 2
Alamat : SDN Tegowanu 2
Kec.
Karangawen Kab. Demak
Kelas : V
Jumlah Siswa : 27
Mata Pelajaran : IPA
b. Waktu
Pelaksanaan
-
Tanggal 1
Oktober 2012 : Pelaksanaan siklus I
-
Tanggal 8
Oktober 2012 : Pelaksanaan siklus II
c. Karakteristik
Siswa
-
Kebiasaan siswa
tidak masuk kelas karena kurangnya perhatian orang tua.
-
Siswa sering
tidak mengerjakan PR karena kurangnya pantauan dari orang tua dalam hal
kegiatan belajar siswa.
-
Siswa banyak
mengikuti kegiatan diluar jam sekolah pada sore hari, sehingga pada waktu
belajar siswa sudah kecapekan.
B. Prosedur Pelaksanaan
a. Prosedur
Penelitian
Ø Prosedur
PTK
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan
dalam proses berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu
-
Melakukan
perencanaan (planning)
-
Melakukan
tindakan (acting)
-
Mengamati
(observasi)
-
Refleksi (reflecting)
Hasil
refleksi yang dilakukan penulis dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan
selanjutnya, jika tindakan yang dilakukan dianggap belum berhasil, perbaikan
dapat dilaksanakan beberapa kali sampai pembelajaran tercapai dengan baik dan
hasil nilainya meningkat serta memuaskan.
Ø Informasi
tentang observer
Prosedur pelaksanaan PTK
dilaksanakan dalam tiga siklus perbaikan. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu
oleh :
Nama :
Mukaromah
Jabatan : Guru Kelas
Tugas :
Mengobservasi kegiatan perbaikan pembelajaran
b.
Prosedur
Umum
Ø Prosedur
umum pembelajaran
Menurut Dagne dan Briggs (dalam
Runa Ristata dan Prayitno, 2006 : 47) menyebutkan bahwa prosedur pembelajaran
ada 9 kegiatan :
-
Memberikan
motivasi atau menarik perhatian
-
Menjelaskan
tujuan pembelajaran pada peserta
-
Mengingatkan
potensi pra syarat
-
Memberikan
stimulus (masalah, topic, konsep)
-
Memberi petunjuk
belajar (cara mempelajari)
-
Menimbulkan
penampilan peserta didik
-
Memberi umpan
balik
-
Menilai
penampilan
-
Menyimpulkan
Dari prosedur di
atas, urutan pembelajaran dimulai dari awal sampai akhir. Pembelajaran
dilaksanakan harus secara unit agar proses pembelajaran berjalan dengan baik
dan hasilnya memuaskan.
Ø Prosedur
umum perbaikan pembelajaran
-
Mengidentifikasi
masalah, menganalisis masalah, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesa.
-
Merumuskan cara
pemecahan atau tindakan perbaikan.
-
Merancang
scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran
(RPP).
c.
Prosedur
Khusus Untuk Pembelajaran.
Pra
Siklus
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada
Manusia
Metode : Ceramah
Hari/ Tgl : Senin/ 24 September 2012
Pengamat : Mukaromah
1. Skenario
Pelaksanaan
Ø Perencanaan
Kegiatan
Berdasarkan
rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran
yang dilengkapi dengan skenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi
langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.
Ø Pelaksanaan
Kegiatan
a) Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi
b) Kegiatan Awal
v Guru
mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi pelajaran
dengan Tanya jawab.
v Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Kegiatan Inti
v Eksplorasi,
guru :
-
Menjelaskan peta
konsep tentang alat pernapasan manusia.
-
Menjelaskan
bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.
-
Menjelaskan
proses pernapasan dada dan perut.
v Elaborasi,
siswa :
-
Menyebutkan alat
pernapasan manusia.
-
Menjelaskan
proses pernapasan.
-
Menjelaskan
pernapasan dada dan perut.
v Konfirmasi
:
-
Guru memberikan
penguatan materi.
-
Guru
menyimpulkan materi.
d) Kegiatan Akhir
v Guru
memberikan tes akhir.
v Guru
memberikan perbaikan dan pengayaan.
v Guru
memberikan pekerjaan rumah.
Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode ceramah .
Pada
akhir pembelajaran guru mengadakan tes formatif secara tertulis untuk
mengetahui tingkat pemahaman anak terhadap materi yang disampaikan tadi.
Ternyata ketuntasan belajar baru mencapai 25,9 %.
Ø Pengamatan
Kegiatan
Pengamatan
kegiatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh teman sejawat. Ternyata dengan
hanya menggunakan metode ceramah tidak dapat memotivasi siswa, banyak siswa
yang kurang aktif dan merasa bosan.
Ø Refleksi
Berdasarkan
hasil pengamatan di atas, guru seharusnya melakukan refleksi diri. Pada waktu
guru memberikan pelajaran dengan metode ceramah, banyak siswa yang kurang aktif
untuk mengikutinya, ada yang diam saja, ada yang tidak berpendapat, bahkan ada
yang mengantuk. Setelah melihat hasil tes formatif yang nilainya rendah, guru
akan mengubah strategi pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan
diskusi, dengan harapan keaktifan dan pemahaman anak menjadi meningkat.
2. Rencana
perbaikan untuk siklus berikutnya :
Ø Guru
akan menggunakan media gambar untuk memotivasi siswa agar pemahaman siswa
meningkat.
PERBAIKAN SIKLUS I
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada
Manusia
Metode : Ceramah dan
Diskusi
Media : Gambar alat
pernapasan manusia
Hari/ Tgl : Senin/ 1 Oktober
2012
Pengamat : Mukaromah
1. Skenario
Pelaksanaan
Ø Perencanaan
Kegiatan
Berdasarkan
rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran
yang dilengkapi dengan scenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi
langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.
Ø Pelaksanaan
Kegiatan
a) Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi
b) Kegiatan Awal
v Guru
mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi pelajaran
dengan Tanya jawab.
v Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Kegiatan Inti
v Eksplorasi,
guru :
-
Menjelaskan peta
konsep tentang alat pernapasan manusia dengan menggunakan media gambar.
-
Menjelaskan
bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.
-
Menjelaskan
proses pernapasan dada dan perut.
v Elaborasi,
siswa :
-
Menyebutkan alat
pernapasan manusia melalui media gambar
-
Menjelaskan
proses pernapasan melalui media gambar
-
Menjelaskan
pernapasan dada dan perut.
v Konfirmasi
:
-
Guru memberikan
penguatan materi.
-
Guru
menyimpulkan materi.
d) Kegiatan Akhir
v Guru
memberikan tes akhir.
v Guru
memberikan perbaikan dan pengayaan.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media gambar alat pernapasan manusia
dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak dibagi menjadi 4 kelompok dan diberi
LKS .
Dalam
diskusi kelompok, guru memberikan bimbingan secara kelompok atau perorangan,
sehingga setiap siswa dapat ikut berpartisipasi dalam mengerjakan LKS. Ternyata keaktifan siswa meningkat,
soal-soal LKS banyak yang dapat dijawab.
Ø Observasi
Kegiatan
Pada
pembelajaran siklus I (satu) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa yang
semula 25,9 % menjadi 59,25 %. Hal ini dikarenakan dalam diskusi kelompok dalam
pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal dengan pemahaman yang
dimilikinya. Dalam hal ini guru dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap materi.
Ø Refleksi
Berdasarkan
pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus I (satu) ini, guru
melakukan refleksi diri. Ternyata dengan
menggunakan metode ceramah dan diskusi dengan menggunakan media gambar dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Namun demikian guru belum puas dengan hasil pada siklus pertama
ini. Guru perlu memperbaiki proses pembelajaran.
2.
Adapun
rencana perbaikan selanjutnya adalah
Ø Guru
akan memberikan motivasi kepada siswa
agar lebih aktif dalam berdiskusi.
Ø Guru
akan memberikan LKS kepada kelompok yang lebih menantang untuk didiskusikan.
Ø Guru
akan menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan media gambar.
Ø Guru
akan memberikan penguatan terhadap keberhasilan siswa .
Perbaikan Siklus II
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada
Manusia
Metode : Ceramah dan
Demonstrasi dan Diskusi
Media : Gambar alat
pernapasan manusia
Hari/ Tgl : Senin/ 8 Oktober
2012
Pengamat : Mukaromah
3. Skenario
Pelaksanaan
Ø Perencanaan
Kegiatan
Berdasarkan
rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran
yang dilengkapi dengan skenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi
langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.
Ø Pelaksanaan
Kegiatan
e) Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi
f) Kegiatan Awal
v Guru
mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi pelajaran
dengan Tanya jawab.
v Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
g) Kegiatan Inti
v Eksplorasi,
guru :
-
Menjelaskan peta
konsep tentang alat pernapasan manusia dengan menggunakan media gambar.
-
Melakukan
demonstrasi dengan menggunakan pipa kecil bercabang tiga (PKBT), sedotan dan
toples.
-
Menjelaskan
bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.
-
Menjelaskan
proses pernapasan dada dan perut.
v Elaborasi,
siswa :
-
Menyebutkan alat
pernapasan manusia.
-
Menjelaskan
proses pernapasan.
-
Menjelaskan
pernapasan dada dan perut.
v Konfirmasi
:
-
Guru memberikan
penguatan materi.
-
Guru
menyimpulkan materi.
h) Kegiatan Akhir
v Guru
memberikan tes akhir.
v Guru
memberikan perbaikan dan pengayaan.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media gambar alat pernapasan manusia
dan demonstrasi dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak diberi LKS .
Dalam
diskusi kelompok, guru memberikan bimbingan secara kelompok atau perorangan,
sehingga setiap siswa dapat ikut berpartisipasi dalam mengerjakan LKS. Ternyata keaktifan siswa meningkat,
soal-soal LKS banyak yang dapat dijawab.
Ø Observasi
Kegiatan
Pada
pembelajaran siklus II (dua) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa yang
semula 59,25 % menjadi 96,26 %. Hal ini dikarenakan dalam demonstrasi guru
dapat menjelaskan cara manusia bernapas. Dalam diskusi kelompok dalam
pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal dengan pemahaman yang
dimilikinya, kemudian kegiatan dalam diskusi ditambah satu kegiatan yaitu
setiap kelompok dengan perwakilan kelompoknya menunjukkan bagian-bagian alat
pernapasan dengan menggunakan tubuhnya. Dalam hal ini guru dapat
mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi, jadi dapat dikatakan perbaikan pembelajaran siklus II berhasil.
Ø Refleksi
Berdasarkan
pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus II (dua) ini, guru
melakukan refleksi diri. Ternyata dengan
menggunakan metode ceramah disertai demonstrasi dan diskusi dengan menggunakan
media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Penggunanan
metode yang tepat, penggunaan media gambar dapat membantu guru dalam
melaksanakan pembelajaran dan pemahaman siswa dapat meningkat.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Dari 27 siswa ternyata terdapat 20 siswa yang penguasaan materinya
masih dibawah 65%, maka perlu diadakan perbaikan untuk siklus ke I.
Berikut data nilai pra siklus yang diperoleh siswa:
40
|
40
|
70
|
80
|
50
|
40
|
40
|
40
|
50
|
40
|
100
|
70
|
50
|
40
|
70
|
50
|
100
|
70
|
70
|
40
|
100
|
40
|
50
|
40
|
40
|
40
|
40
|
Tabel 1: Nilai Pra Siklus
No
|
Nilai
|
Jumlah siswa
|
1
|
40 - 49
|
13
|
2
|
50 - 59
|
5
|
3
|
60 - 69
|
-
|
4
|
70 - 69
|
5
|
5
|
80 - 89
|
1
|
6
|
90 -100
|
3
|
JUMLAH
|
27
|
Dari data diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:
Diagram 1: Nilai Pra Siklus
Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada
pelaksanaan pembelajaran pra siklus,
diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:
-
Nilai
terendah :
40
-
Nilai tertinggi :
100
-
Nilai
Rata-rata :
55,56
-
Ketuntasan
belajar mencapai : 33.3%
Dengan demikian masih sangat perlu dilaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus I
Deskripsi per Siklus
1.
Siklus I
o Perencanaan
Perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan padasiklus I dengan menekankan pada penggunaan
metode diskusi dengan menggunakan gambar alat pernapasan manusia yang sesuai
dengan materi pelajaran sudah ada kemanjuan, akan tetapi karena belum dapat
menuntaskan hasil belajar, maka perlu dilanjutkan perbaikan pembelajaran pada
siklus II
o Pelaksanaan
Perbaikan
pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2012 pada kelas V SD
Negri Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Adapun hasilnya sebagai
berikut:
40
|
40
|
80
|
80
|
80
|
70
|
50
|
40
|
70
|
50
|
100
|
80
|
80
|
50
|
70
|
70
|
100
|
90
|
80
|
80
|
100
|
70
|
50
|
40
|
40
|
50
|
50
|
Tabel 2: Nilai Siklus I
No
|
Nilai
|
Jumlah siswa
|
1
|
40 - 49
|
5
|
2
|
50 - 59
|
6
|
3
|
60 - 69
|
-
|
4
|
70 - 69
|
5
|
5
|
80 - 89
|
7
|
6
|
90 -100
|
4
|
JUMLAH
|
27
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:
Diagram 2: Nilai Siklus I
Dari
analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, diketahui bahwa nilai
yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:
-
Nilai
terendah : 40
-
Nilai tertinggi :
100
-
Nilai
Rata-rata :
66,67
-
Ketuntasan
belajar mencapai : 59,26%
Dengan
demikian masih sangat perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II
o Pengamatan
Selama
kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati adalah
sebagai berikut:
1.
Guru
a.
Mengadakan
tanya jawab sebagai apersepsi
b.
Menyampaikan
tujuan kegiatan pembelajaran
c.
Pemberian
contoh materi
d.
Pemberian
soal
e.
Pelaksanaan
tutor sebaya
f.
Membimbing
kerja kelompok siswa
g.
Mengoreksi,
menilai, mengoreksi hasil analisis tes
2.
Siswa
a.
Menjelaskan
penjelasan dari guru tentang Alat pernapasan manusia.
b.
Keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran
c.
Tingkat
kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran
d.
Melaksanakan
kerja kelompok
e.
Mengerjakan
tes formatif
f.
Mencatat
rangkuman
o Refleksi
Setelah
melakukan Kegiatan Belajar Mengajar IPA dengan kompetensi dasar
mengidentifikasikan alat pernapasan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan pada meteri pokok alat
pernapasan manusia, sebagian besar siswa masih belum mampu menguasai materi
tersebut.
Penggunaan
metode pembelajaran diskusi membuat siswa aktif selama proses pembelajaran. Hal
ini terbukti setelah diadakan tesformatif, terdapat 59,26% siswa yang mencapai
nilai diatas KKM. Penggunaan model pembelajaran diskusi sudah berjalan dengan
baik, tetapi perlu ditingkatkan. Hal itu dapat dijadikan sebagai bahan untuk
ditindak lanjuti pada perbaikan pembelajaran siklus II yang akan dilaksanakan
berikutnya.
2.
Siklus II
o Perencanaan
Perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II dengan menekankan pada penggunaan
metode diskusi dengan menggunakan gambar alat pernapasan manusia yang sesuai
dengan materi pelajaran sudah mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga tidak
perlu lagi mengadakan perbaikan pembelajaran.
o Pelaksanaan
Perbaikan
pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2012 kelas V SD Negeri Tegowanu 2 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak. Adapun hasilnya sebagai berikut:
70
|
70
|
80
|
80
|
80
|
70
|
90
|
70
|
100
|
70
|
90
|
100
|
70
|
90
|
80
|
80
|
100
|
100
|
100
|
80
|
100
|
80
|
80
|
50
|
80
|
80
|
80
|
Tabel 3: Nilai Siklus II
No
|
Nilai
|
Jumlah siswa
|
1
|
40 - 49
|
-
|
2
|
50 - 59
|
1
|
3
|
60 - 69
|
-
|
4
|
70 - 69
|
6
|
5
|
80 - 89
|
11
|
6
|
90 -100
|
9
|
JUMLAH
|
27
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:
Diagram 3: Nilai Siklus II
Dari
analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, diketahui bahwa nilai
yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:
-
Nilai
terendah : 50
-
Nilai tertinggi :
100
-
Nilai
Rata-rata : 82,2
-
Ketuntasan
belajar mencapai : 96,3%
Dengan
demikian tidak perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran.
o Pengamatan
Selama
kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati adalah
sebagai berikut:
1.
Guru
a.
Mengadakan
tanya jawab sebagai apersepsi
b.
Menyampaikan
tujuan kegiatan pembelajaran
c.
Pemberian
contoh materi
d.
Pemberian
soal
e.
Pelaksanaan
tutor sebaya
f.
Membimbing
kerja kelompok siswa
g.
Mengoreksi,
menilai, mengoreksi hasil analisis tes
2.
Siswa
a.
Menjelaskan
penjelasan dari guru tentang Alat pernapasan manusia.
b.
Keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran
c.
Tingkat
kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran
d.
Melaksanakan
kerja kelompok
e.
Mengerjakan
tes formatif
f.
Mencatat
rangkuman
o Refleksi
Setelah
melakukan Kegiatan Belajar Mengajar IPA dengan kompetensi Dasar Mengidentifikasikan
alat pernapasan manusia dan hubungannya dengan
makanan dan kesehatan pada meteri pokok alat pernapasan manusia,
sebagian besar siswa menunjukkan peningkatan pemahaman yang cukup signifikan.
Hal ini terbukti setelah diadakan tesformatif pada siklus II, sebagian siswa
mendapat nilai 70 keatas, dari 27 siswa, 26 siswa mendapat nilai 65 keatas.
Untuk mengetahui nilai perolehan nilai keseluruhan, maka dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4: Nilai Pra siklus, Siklus I, siklus II
No
|
Nilai
|
Pra siklus
|
Siklus I
|
Siklus II
|
1
|
40 - 49
|
13
|
5
|
-
|
2
|
50 - 59
|
5
|
6
|
1
|
3
|
60 - 69
|
-
|
-
|
-
|
4
|
70 - 69
|
5
|
5
|
6
|
5
|
80 - 89
|
1
|
7
|
11
|
6
|
90 -100
|
3
|
4
|
9
|
JUMLAH
|
27
|
27
|
27
|
Berdasarkan tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai
berikut:
Diagram 4: Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
B.
Pembahasan
1.
Pra
Siklus
Dari
analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran pra siklus, diketahui bahwa
nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:
-
Nilai
terendah :
40
-
Nilai
tertinggi : 100
-
Nilai
Rata-rata :
55,56
-
Ketuntasan
belajar mencapai : 33.3%
Hal
itu disebabkan karena dalam menyampaikan materi pelajaran media yang digunakan
kurang lengkap. Dengan demikian pembelajaran pada pra siklus masih sangat perlu
diadakan perbaikan pembelajaran.
2.
Siklus
I
Dari
analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, diketahui bahwa nilai
yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:
-
Nilai
terendah :
40
-
Nilai tertinggi :
100
-
Nilai
Rata-rata :
66,67
-
Ketuntasan
belajar mencapai : 59,26%
Dari
analisis data hasil nilai prestasi belajar yang seperti tersebut diatas, maka
diketahui bahwa ada kenaikan sebesar 25,96% dari perolehan nilai pada pra
siklus. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan perbaikan sudah menggunakan
materi prasyarat, sehingga pemahaman siswa lebih meningkat. Akan tetapi masih
ada 11 siswa yang belum berhasil, maka dilanjutkan pada siklus II.
3.
Siklus
II
Dari
analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, diketahui bahwa nilai
yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:
-
Nilai
terendah :
50
-
Nilai tertinggi :
100
-
Nilai
Rata-rata :
82,2
-
Ketuntasan
belajar mencapai : 96,3%
Dari
analisa hasil perolehan nilai tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa ada
kenaikan sebesar 37,04% dari perolehan nilai Siklus I, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dengan memberikan materi prasyarat serta pemahaman tutor
sebaya dalam berdiskusi. Akan tetapi ternyata masih ada 1 siswa yang
mendapatkan nilai dibawah 65, hal itu disebabkan karena keterbatasan siswa yang
memang sangat kurang.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Dengan melaksanakan perbaikan melalui Siklus I dan Siklus II, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa “Penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa”.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan optimal akan membantu
siswa dalam proses belajar, lebih-lebih pada tingkat Sekolah Dasar. Disamping
itu, penggunaan media gambar sebagai strategi pembelajaran akan sangat tepat
karena media gambar merupakan media
visual yang dapat dilihat dengan indra penglihatan yang digunakan untuk
membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Dari hasil pembelajaran yang
sudah dilaksanakan jelas bahwa penggunaan media yang tepat dan pemanfaatan metode
yang bervariasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
tentang alat pernapasan manusia pada siswa kelas V semester I SDN Tegowanu 2
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
1.
Perolehan
nilai pra siklus yaitu sebesar 25,9 %. Hal ini disebabkan belum menggunakan
media gambar.
2.
Perolehan
nilau siklus I, yaitu sebesar 59,26 %. Hal ini disebabkan sudah menggunakan
media gambar dan menggunakan metode bervariasi.
3.
Perolehan
nilai Siklus II, yaitu sebesar 96,3 %. Hal ini disebabkan sudah diberikan
materi dengan menggunakan media gambar.
Berdasarkan perolehan nilai yang selalu meningkat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
B.
Saran
Untuk keberhasilan pembelajaran IPA terutama meningkatkan
penguasaan materi oleh siswa, maka sebaiknya :
1.
Bagi
guru
Sebaiknya guru mau
menggunakan media gambar serta menggunakan model pembelajaran sesuai dengan
materi pelajaran.
2.
Bagi
siswa
Sebaiknya siswa
dalam mengikuti pelajaran harus lebih efektif, demi meningkatkan pemahaman
terhadap materi pelajaran.
3.
Bagi
sekolah
Sebaiknya
sekolah lebih mengembangkan sarana dan prasarana pembelajaran supaya dapat
meningkatkan mutu pembelajaran serta lulusan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto,
2004, Sains untuk SD Kelas V, Erlangga, Jakarta: PT Glora Aksara Pratama.
Sumardi,
Yosep, dkk, 2008, Konsep Dasar IPA di SD, Jakarta: Universitas Terbuka.
Rustaman,
Nuryani, 2011, Materi dan Pembelajaran IPS SD, Jakarta: Universitas Terbuka.
Sapriyati.
Amalia, 2008, Pembelajaran IPA di SD, Jakarta:Universitas Terbuka
Wardhani
IGAK, dkk, 2010, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudjana.Nana,
2009, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algersindo.
Sudjana.
Nana, 2003, Teknologi Pengajaran, Bandung :Sinar Baru Algersindo.
Hamalik.
Oemar, 2010, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung :Sinar Baru Algersindo.
CD Laporan PTK Lengkap , Mediailmu22 menyediakan CD kumpulan laporan PTK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK KLICK DISINI www.mediailmu22.blogspot.com
BalasHapusoke banget laporan PTK nya...menambah inspirasi buat saya, tquuu..
BalasHapusBagus. Menambah inspirasi buat guru.
BalasHapusmakasih kunjungannya semoga bermanfaat
BalasHapus