Kisah Semut Dan Kepompong

Keesokan
harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar
dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang
berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan.
Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan.
Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya.
Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan.
Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya.
Si Semut
semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan
tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si
Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan
menariknya kedalam lumpur tersebut.
"Tolong...tolong....aku
terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara
dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut
menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari
seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.
"Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku
adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa
malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur
yang menghisapnya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku
sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung
dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun
selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang
ada di hutan tersebut.
Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah,
kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya
semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk
yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar