A.
JUDUL
MANAJEMEN
KURIKULUM
B.
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu pilar
pokok pembangunan pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan
menghasilkan sumberdaya manusia yang cerdas dan kompetitif sesuai dengan visi
kementrian pendidikan nasional tahun 2005.
Visi tersebut tidaklah mudah dilakukan dalam dunia
pendidikan di Indonesia ,
karena kondisi satuan pendidikan pada saat ini masih sangat beragam, dan
kebanyakan masih dibawah SNP (Standar Nasional Pendidikan)[1]
Dari pernyataan diatas maka disini manajemen
pendidikan sangat diperlukan guna pencapaian SNP tersebut. Sesuai dengan PP No.
19 Tahun 2005 SNP meliputi:
1)
Standar Kompetensi Lulusan
2)
Standar isi
3)
Standar pendidikandan tenaga
kependidikan
4)
Standar proses
5)
Standar sarana dan prasarana
6)
Standar pembiayaan
7)
Standar pengelolaan
8)
Standar penilaian pendidikan[2]
Dalam memahami dan mengenal berbagai aspek manajemen
pendidikan merupakan salah satu kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru, karena
selain sebagai pendidik guru juga bertugas sebagai manajer pendidikan
disekolahnya.
Sehubungan dengan itu penulis terdorong untuk membantu
guru serta para calon guru untuk memperoleh bekal kopmpetensi tersebut, maka
penulis menulis makalah dengan judul “Manajemen Kurikulum”
C.
PERMASALAHAN
Permasalahan yang hendak penulis angkat dalam makalah
kali ini antara lain:
1.
Apakah yang dimaksud dengan
kurikulum?
2.
Bagaimanakah organisasi kurikulum
itu?
3.
Bagaimanakah struktur program
kurikulum?
4.
Apa sajakah kegiatan-kegiatan
manajemen kurikulum?
D.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Curir
artinya pelari. Kata Curere artinya tempat berpacu. Curriculum
diartikan jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu kurikulum
diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk
mencapai ijazah.[3]
Paham terakhir menyebutkan bahwa kurikulum adalah
segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak
didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun diluar sekolah. Kadang-kadang orang
menyebutnya kurikulum adalah rencana pendidikan dan pengajaran atau lebih
singkat lagi program pendidikan. [4]
Terdapat pendapat lain tentang pengertian kurikulum,
ketika kurikulum dimasukkan dalam dunia pendidikan maka kurikulum sendiri
memiliki arti “Semua pengalaman anak yang menjadi tanggungjawab sekolah atau
keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar anak di kelas, tempat
bermain dan di luar sekolah.[5]
Jadi disini jelas bahwa pengertian kurikulum serupa
ini membatasi pengalaman anak kepada situasi belajar di dalam kelas dan tidak
menghiraukan pengalaman-pengalaman edukatif di luar kelas.
2.
Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk
penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid. Organisasi ini
erat hubungannya dengan tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan.[6]
Pola-pola organisasi kurikulum sebenarnya banyak
macamnya, namun hanya tiga yang kiranya perlu untuk dikemukakan, yaitu:
a.
Separated Subject
Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam
berabagai macam mata perlajaran. Yang terpisah-pisah. Seakan ada pembatas
antara mata pelajaran satu dengan lainya.
b.
Correlated Curriculum
Organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata
pelajaran satu dengan lainnya saling berhubungan. Hal ini sangat bertentangan
dengan organisasi kurikulum pertama.
Cara melakukankorelasi kurikulum ini adalah dengan:
1)
Antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara incidental.
2)
Memperbincangkan masalah-masalah
yang timbul dalam pelajaran.
3)
Mempersatukan beberapa pelajaran
dengan menghilangkan batas masing-masing.
Dengan melakukan paduan antara beberapa pelajaran (broad
field) maka jumlah pelajaran menjadi berkurang, maka dapat dikatakan bahwa
broad field sebagai modifikasi dari subject curriculum.
c.
Integrated Curriculum
Integrated curriculum meniadakan batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan
pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.
Manfaat dari integrated curriculum ini antara lain:
1)
Materi yang dipelajari siswa
merupakan inti bukan fakta yang terlepas satu sama lain.
2)
Kurikulum ini sesuai dengan
pendapat modern tentang belajar.
3)
Memungkinkan hubungan yang erat
antara sekolah dan masyarakat.
4)
Dengan rangsangan untuk berfikir
sendiri aktivitas siswa maningkat.
5)
Kurikulum ini mudah di sesuaikan dengan
minat, kesenangan, kesanggupan dan
kematangan murid. [7]
3.
Struktur Program Kurikulum
Kurikulum pada garis besarnya diperinci dalam beberapa
program pendidikan. Untuk sekolah-sekolah umum program pendidikan itu meliputi:
a. Program pendidikan umum
b. Program akademis
c. Program pendidikan keterampilan.[8]
Selanjutnya setiap program diatas mendapatkan alokasi
waktu tertentu yakni berapa jumlah jam perminggu.
Sehubungan dengan struktur program ini ada beberapa
hal yang perlu dipahami.
a. GBPP
Ialah ikhtisar dari keseluruhan program pengajaran
yang terdiri dari tujuan kurikuler, instruksional dengan ruang lingkup bahan
pengajaran yang disusun secara berurutan dan disusun menurut jangka waktu
tertentu.
b. Jam Pelajaran
Waktu pemberian jam pelajaran di sekolah, 45 menit
untuk sekolah lanjutan, 30 menit untuk SD kelas 1 dan 2, dan 40 menit untuk SD
kelas 3 sampai 6.
c. Semester
Pemberian waktu satuan pendidikan yang berlangsung
selama 120 hari belajar efektif, sedangkan catur wulan adalah dengan rata-rata
waktu 80 hari.
d. Program pendidikan umum
Program pendidikan
yang diberikan kepada semua siswa
e. Program pendidikan akademis
Program ini adalah program pendidikan yang diperlukan
sebagai dasar untuk melanjutkan studi ke tingkat pendidikan selanjutnya.
f. Program pendidikan keterampilan
Ialah program yang
dapat dipilih siswa, namun ada juga yang terikat.
g. Program pendidikan kejuruan
Ialah program yang wajib diikuti siswa sesuai dengan
jurusannya.[9]
4.
Kegiatan-kegiatan Manajemen
Kurikulum
Kegiatan manajemen di titik beratkan kepada usaha pembinaan
situasi belajar mengajar di sekolah. Kegiatan dibawah ini termasuk kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:
a.
Kegiatan yang berhubungan dengan
tugas guru.
Kegiatan ini meliputi:
1)
Pembagian tugas mengajar.
Hal ini biasanya dibicarakan dalam rapat guru
menjelang permulaan pelaksanan tahun ajaran baru. Tugas yang diberikan kepada
guru harus sesuai dengan kompetensinya. Seperti contoh guru lulusan pendidikan
Matematika harus mengajar mata pelajaran matematika. Namun dalam keadan
kekurangan guru maka satu guru dapat merangkap mengajar lebih dari satu mata
pelajaran, seperti guru lulusan pendidikan IPA mengajar pelajaran IPA dan
Matematika dan sebagainya.
2)
Pembagian tugas dalam pembinaan
ekstra kurikuler.
Ektra kurikuler disini adalah kegiatan diluar
ketentuan kurikulum yang berlaku. Seperti Pramuka, UKS, drum band dan
sebagainya. Guru pembimbing ekstra ini perlu mendapat persetujuan dari kepala
sekolah atau diketahui oleh kepala sekolah untuk mempermudahkan supervise.
3)
Koordinasi penyusunan persiapan
mengajar.
Kegiatan ini dilakukan diluar jam mengajar. Seperti
pembuatan Prota, Promes, Silabus, RPP dan sebagainya. Untuk melaksanakan semua
itu perlu mendapat persetujuan kepala sekolah yang tentunya sebelumnya harus
dikoordinasikan dengan kepala sekolah.
b.
Kegiatan yang berhubungan dengan
proses pelaksanaan belajar mengajar.
Kegiatan ini meliputi:
1)
Penyusunan jadwal mengajar
Jadwal pelajaran berguna untuk megetahui apa yang
harus diajarkan pada hari tertentu dan jam tertentu. Dalam penyusunan jadwal
pelajaran perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)
Antara pelajaran satu dengan
lainnya harus ada selingan agar tidak menjenauhkan.
b)
Pelajaran jangan terlalu lama,
maksimal 2 jam untuk satu pelajaran yang digabungkan.
c)
Pelajaran yang memerlukan
pemikiran ekstra diberikan pada jam permulaan.
d)
Disediakan waktu istirahat.
e)
Jangan sampai kegiatan di suatu
kelas mengganggu kelas sebelahnya.
f)
Untuk kelas yang kecil dapat
diberikan kegiatan yang sama.
2)
Penyusunan program semester dan
program tahunan.
Penyusunan program ini harus disesuaikan dengan jangka
waktu tertentu yang berlaku disekolah, mungkin satu semester atau satu catur
wulan. Dengan penyusunan program ini
guru dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan waktu yang ditentukan
oleh kurikulum yang berlaku.
3)
Pengisian daftar kemajuan murid.
Daftar kemajuan kelas dapat berupa buku yang mana
berfungsi sebagai supervisi bagi kepala sekolah untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan kelas dilihat dari kesesuaiannya dengan kurikulum.
4)
Penyelenggaraan evaluasi hasil
belajar.
Evaluasi dilakukan untuk mendapatkan umpan balik bagi
guru tentang sejauh mana tujuan instruksional telah tercapai. [10]
Tes dalam sekolah dapat dibedakan menjadi ;
a)
Tes formatif
Tes ini dilakukan setelah satu pokok bahasan selesai.
b)
Tes sumatif
Tes ini dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar
dalam waktu yang ditentukan.
5)
Laporan hasil evaluasi.
Laporan hasil evaluasi pertama kali diketahui oleh
guru, sebagai tangan pertama pemegang data prestasi belajar siswa. Dalam hal ini
skor masih mentah, perlu dicari :
a)
Rata-rata kelas
b)
Menghitung prestasi siswa dan
menggolongkan apakah siswa tersebut telah berhasil, baik, sedang dan kurang.
c)
Menarik kesimpulan dari nilai
tersebut, disini menentukan pelajaran mana saja yang telah berhasil, atau belum
berhasil.
Setelah nilai “matang” maka siap silaporkan kepada
yang membutuhkan, seperti:
a)
Kepala sekolah.
b)
Orang tua /wali
6)
Kegiatan bimbingan penyuluhan.
Kegiatan ii dilakuan guru untuk memecahkan masalah
yang timbul pada diri siswa. Hal-hal yang sangat penting diperhatikan dan
mendapatkan bimbingan antara lain:
a)
Kelambatan
Kelambatan disini adalah kelambatan dalam menerima
pelajaran dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelajaran.
b)
Kekurangan kemampuan
Yang ditekankan disini adalah kurang mampu dalam
berkonsentrasi, kurang mampu mengingat, membaca, berkomunikasi, kreatif dan
sebagainya.
c)
Prestasi belajar rendah
d)
Kelainan tingkah laku.
E.
KESIMPULAN SARAN DAN
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari jabaran diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa:
a.
Kurikulum berasal dari bahasa
Yunani, yakni dari kata Curir artinya pelari. Kata Curere artinya
tempat berpacu. Curriculum diartikan jarak yang ditempuh oleh seorang
pelari. Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai ijazah
b.
Pola-pola organisasi kurikulum
sebenarnya banyak macamnya, namun hanya tiga yang kiranya perlu untuk
dikemukakan, yaitu:
1)
Separated Subject Curriculum
2)
Correlated Curriculum
3)
Integrated Curriculum
c.
Kurikulum pada garis besarnya diperinci
dalam beberapa program pendidikan. Untuk sekolah-sekolah umum program
pendidikan itu meliputi:
1) Program pendidikan umum
2) Program akademis
3) Program pendidikan keterampilan
d.
Kegiatan manajemen di titik
beratkan kepada usaha pembinaan situasi belajar mengajar di sekolah seperti:
1)
Kegiatan yang berhubungan dengan
tugas guru.
2)
Kegiatan yang berhubungan dengan
proses pelaksanaan belajar mengajar
2.
Saran
Penulis hendak memberikan saran kepada calon guru dan
guru serta pembaca budiman, untuk senantiasa melaksanakan manajemen kurikulum
yang berlaku guna membangun pendidikan yang lebih baik dan berhasil.
3.
Penutup
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT atas taufik
dan hidayah-Nya kepada penulis penulis dapat menyelesaikan makalah ini,. Besar
harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, para calon guru dan guru bangsa. Penulis
menyadari sepenuhnya tentang keterbatasan pentusunan makalah ini. Saran dan
kritik sangat penulis harapkan guna penyusunan makalah yang lebih baik
dikemudian hari.
F.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Pendidikan Dasar, Kemendiknas dan Kemenag RI .
Materi Pelatihan Sekolah/Madrasah “Peningkatan Manajemen Melalui
PenguatanTata Kelola dan Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah”. 2011
Sudjana. Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung , Sinar Baru
Algensindo. 2010
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta , Rineka Cipta,
2010
Sutomo, Manajemen Sekolah, Semarang . UPT MKK UNNES. 2004.
[1]
Dirjen Pendidikan Dasar, Kemendiknas dan Kemenag
RI . Materi Pelatihan
Sekolah/Madrasah “Peningkatan Manajemen Melalui PenguatanTata Kelola dan
Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah”. 2011. hlm 3-4
[3]
Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung , Sinar Baru Algensindo. 2010. hlm
1-2.
[4]
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta , Rineka Cipta, 2010, hlm. 32.
[5]
Sutomo, Manajemen Sekolah, Semarang .
UPT MKK UNNES. 2004. hlm 22.
[6]
Nasution.S. Asas-asas Kurikulum. Bandung ,
CV. Yemmars, hlm 80.
[7]
Suryosubroto, op.cit. hlm 33-35
[8]
Ibid. hlm 39
[9] Ibid.
hlm 40
[10]
Nana Sudjana. Op.cit. hlm 111
Tidak ada komentar:
Posting Komentar